Sabtu, 18 Desember 2010

Kemenangan Gerakan Komunisme Vietnam Pelajaran dari Dua Vietnam

Amir Baihaqi

Gerakan anti dominasi asing di Vietnam dalam perjuangan melawan kolonialisme dan camput tangan asing bukan saja berhasil dengan gemilang tapi juga mampu menyatukan Vietnam yang terbelah menjadi Vietnam Selatan dan Vietnam Utara. Cita-cita menjadi Negara yang berdulat penuh tanpa dominasi asing memang terwujud meskipun harus dibayar mahal dengan peperangan dengan menelan banyak korban jiwa. Gerakan anti dominasi asing Vietnam yang dipelopori kaum komunis, dalam perkembangannya tidak bisa dilepaskan oleh Founding Father, Ho Chi Minh serta dua wadah gerakannya yaitu Viet Minh dan Viet Cong.

Ho Chi Minh
Tahun 1922 untuk pertama kalinya Ho Chi Minh mengunjungi Moscow dalam rangka menghadiri kongres Komunis Internasional (komintern). Setahun kemudian dia kembali ke Moscow untuk menghadiri kongres Tani Internasional serta berhasil menjadi anggota eksekutif dari organisasi tersebut. Kesempatan itu ternyata tidak disia-siakan oleh Ho untuk mendalami lagi pengetahuan dan ajaran-ajaran Marxisme-Leninisme ketika menjadi mahasiswa di Eastern Worker University.

Selain mendalami ajaran-ajaran Marxisme-Leninisme, Ho juga banyak mendapatka pelajaran, pengalaman dan taktik revolusi Bolshevik sebagai gerakan pembebasan rakyat yang tertindas. Pelajaran dan ilmu itulah kemudian kelak menjadi panduan dan bekal dalam gerakan-gerakan revolusi di Vietnam yang banyak terpengaruh dari ajaran Marxisme-Leninisme dan gerakan revolusi Bolshevik.

Dari ajaran dan prinsip inilah Ho kemudian memimpin gerakan komunisme di Vietnam dengan cita-cita Vietnam harus dipersatukan dibawah panji-panji komunismeyang bersatu dan tanpa dominasi asing.

Tanggal 3 Februari 1930 selanjutnya, Ho Chi Minh berhasil menyatukan kelompok gerakan komunisme di Vietnam pada tingkat konsolidatif dan berhasil dibentuk sebuah Partai Komunis Indocina (Vietnam). Tahap awal perjuangan kemerdekaan dalam wadah partai komunis Vietnam kemudian berhasil merumuskan 10 point tujuan revolusi. Tiga point pokok adalah sebagai berikut:
1. Melawan imperialisme Perancis, feodalisme dan kaum reaksioner klas kapitalis Vietnam.
2. Membentuk Negara Vietnam yang merdeka secara penuh.
3. Mendirikan suatu pemerintahan yang terdiri dari kaum petani, buruh, dan militer.

Sebagai tokoh dan pemimpin gerakan komunis Vietnam, Ho Chi Minh bukan hanya saja mampu menyatukan kelompok gerakan komunis tetapi juga berhasil menyatukan antara kelompok Nasionalis dan Komunis selama perang kemerdekaan untuk bersatu mengusir imperialisme Perancis dan Jepang pada Perang Dunia II. Inilah kemudian Ho Chi Minh lebih dikenal sebagai bapak nasionalisme daripada tokoh dan pemimpin gerakan komunis di Vietnam, sehingga komunisme mampu diterima baik di kalangan rakyat dan mempunyai pengaruh luar biasa karena sosok Ho Chi Minh disamping perpaduan nilai-nilai sosial budaya yang sangat dihormati rakyat.


Kemunculan Viet Minh
Situasi perang dunia II yang ditandai dengan agresifitas Jerman dan Jepang telah turut mempengaruhi di Vietnam yang pada waktu itu di kuasai Perancis. Ekspansionisme jepang akhirnya tak dapat dibendung untuk menguasai Indocina sebagai pangkalan militer yang strategis di kawasan Asia Tenggara dengan berhasil mengusir Perancis untuk sementara dan berhasl mendirikan Negara boneka Mantsukuo di Vietnam.

Pergeseran kekuasaan dari Jepang ke Perancis semakin mendesak dan menyadarkan rakyat Vietnam yang bercerai berai antara dua kekuatan besar Nasionalis dan Komunis. Dominasi dan pendudukan Jepang seperti halnya di berbagai Negara yang diduduki selama perang dunia II lebih banyak menyengsarakan dan eksploitasi besar untuk kepentingan perang melawan sekutu.

Perasaan anti kapitalis, dominasi asing, senasib, dan seperjuangan melawan penjajah maka munculah gagasan United National Forces agar berbagai barisan yang berbeda di Vietnam antara kaum komunis dan nasionalis dengan bisa bersatu untuk mengatasi keadaan itu.

Gagasan United National Forces rupanya juga rekomendasi da garis kebijakan dari Moscow dalam membimbing partai-partai komunis di Asia Tenggara untuk mengadakan kerjasama dengan kelompok-kelompok non komunis yang lebih dikenal dengan taktik “Front Persatuan”.

Dalam situasi kritis dan mendesak serta keganasan Jepang maka pada bulan Mei 1941, kaum komunis mengadakan kongres di Chiangsi, propinsi Kwangsi. Dalam kongres rupanya juga turut mengundang wakil dari kelompok dan golongan nasionalis di Vietnam. Tanggal 19 Mei 1941, kongres itu akhirnya mencapai sebuah kesepakatan bersama untuk membentuk wadah perjuangan yaitu Liga Kemerdekaan Vietnam yang diberi nama Viet-Nam Doc Lap Dong Minh atau yang lebih popular dengan sebutan Viet Minh

Secara struktur formal Viet Minh merupakan Liga Kemerdekaan yang terdiri dari berbagai barisan, namun secara material organisasi itu lebih banyak di dominasi oleh kaum komunis, sehingga Viet Minh ini selanjutnya juga menjadi alat propaganda pengaruh komunis dan melebarkan sayapnya.

Bulan Agustus setelah Jepang mengami kekalah demi kekalahan dalam perang dan di jatuhkannya bom atom akhirnya Jepang yang diwakili Bao Dai pemerintahan boneka sementara jepang menyerahkan kekuasaan ke Ho Chi Minh. Keadaan itu digunakan sebaik-baiknya oleh Viet Minh dan pada tanggal 2 September 1945 Vietnam diproklamirkan sebagai Negara merdekadengan nama Republik Demokrasi Vietnam berpusat di Hanoi.
Antara Selatan dan Utara
Perang Dunia II berakhir dengan kemenangan sekutu, Perancis yang tergabung dalam grup sekutu mencoba untuk merongrong kemerdekaan Vietnam. Sekitar tahun 1946-1947 tentara Perancis berhasil masuk ke Vietnam dan memukul mundur tentara Viet Minh sampai ke daerah-daerah pedesaan.

Namun kemunduran tentara Viet Minh samapi masuk ke daerah-daerah desa bukan berarti lemah, tahun 1949 bahkan lebih meningkatkan kekuatan karena factor dukungan dari rakyat yang ada di desa-desa tetapi juga dukungan dan bantuan dari RRC dibawah Mao Tse Tung serta sekutu dekatnya Rusia.

Sebagai pusat pertahanan dan pangkalan militer utama Perancis memilih benteng Dien Bien Phu karena tempatnya yang strategis berada di delta sungai merah dan pada tanggal 20 November 953 Perancis di bawah komando Jenderal Navarre dengan kekuatan pasukan besar yang di datangkan dari Jeman Barat, Korea Selatan, dan Amerika Serikat berhasil menguasai benteng Dien Bien Phu. Dari kekuatan besar ini diharapkan tentara gabungan sekutu bisa menghancurkan pasukan Viet Minh. Perancis sendiri membentuk pemerintahan boneka sendiri yang bernama Republik Vietnam dengan mengangkat Bao Dai yang juga pernah menjadi antek Jepang selama masa pendudukan Jepang.

Meskipun didukung dengan persenjataan dan kekuatan pasukan dalam jumlah besar (gabungan sekutu) rupanya Jenderal Navarre tak mampu menghancurkan pasukan Viet Minh yang sudah terlanjur kuat di desa – desa. Di bawah jenderal Vo Nguyen Giap gerakan pasukan Viet Minh khususnya gerakan-geraka komunis semakin membuat pasukan gabungan Perancis – Sekutu kalang kabut karena Viet Minh mengadakan perlawanan dengan metode yang telah diatur sedemikian rupa. Pasukan-pasukan Viet Minh itu menggunakan taktik yang diajarkan oleh Mao Tse Tung “ musuh maju, kita mundur, musuh diam kita ganggu, musuh lemah kita serang, musuh mundur kita kejar”.

Posisi Perancis yang terus semakin terdesak oleh serangan-serangan seporadis Viet Minh telah berhasil menguasai sepertiga daerah di Vietnam sebelah utara. Keadaan ini telah mendorong agar pihak Perancis dan barat untuk membuka perundingan untuk mencegah pasukan Viet Minh di bawah Jenderal Vo Nguyen Giap lebih merajalela dan menguasai benteng Dien Bien Phu. Atas desakan RRC dan Rusia akhirnya Viet Minh mau melakukan perundingan dengan pihak Perancis dan Barat di Jenewa Swiss tanggal 26 April 1954.

Mendengar bahwa beberapa hari lagi akan diadakan konferensi perundingan, tanggal 13 Maret 1954, Jenderal Vo Nguyen Giap rupanya telah mempersiapkan kejutan serangan besar dan terbuka untuk menggempur serta merebut benteng Dien Bien Phu dari tangan Perancis.

Dalam situasi perang di benteng Dien Bien Phu serangan dan perebutan benteng Dien Bien Phu oleh tentara Viet Minh di bawah pimpinan Vo Nguyen Giap, perundingan di Jenewa dilaksanakan. Pertempuran yang mengagumkan itu memakan waktu 55 hari 55 malam. Pada tanggal 7 Mei 1954 seluruh kekatan Perancis dapat dihancurkan dan berakhir pada kemenangan pihak Viet Minh.

Kemenangan pihak Viet Minh terdengar sampai di meja perundingan dan telah mempercepat proses perundingan. Pada tanggal 20 Juli 1954 tercapai persetujuan dan menghasilkan keputusan, antara lain membagi Vietnam menjadi dua antara Vietnam utara dan Vietnam Sealatan dengan batas garis lintang 17 derajat LU. Perancis dengan Republik Vietnam Selatan yang ada di utara pindah ke selatan sebaliknya untuk Republik Demokrasi Vietnam.

Pembagian dua Vietnam ini jelas sangat bertentangan dengan cita – cita mulia Ho Chi Minh sekaligus bapak bangsa Vietnam yang menginginkan Vietnam merdeka dan bersatu. Hasil perundingan yang menghasilkan pemisahan Vietnam utara dan selatan ini juga selanjutnya menjadi babak awal drama peperangan dan perjuangan Vietnam dalam meraih kemerdekaan yang bebas dari campur tangan asing.

Kelahiran Viet Cong
Perkembangan yang terjadi antara Vietnam selatan dan Vietnam utara ternyata tidak berbanding lurus. Jika Rebuplik Demokrasi Vietnam (Vietnam utara) yang berpusat di Hanoi mulai menata dan membangun kehidupan setelah serangkaian perang kemerdekaan melawan Perancis, kondisi sebaliknya justru terbalik dengan Vietnam Selatan yang berpusat di Saigon (sekarang berganti nama menjadi Ho Chi Minh City). Ketidakpuasan rakyat Vietnam selatan terhadap para birokrat dan penguasa waktu itu banyak melakukan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme telah mendorong rakyat di selatan untuk memberontak terhadap pemerintahan boneka Perancis dan campur tangan Amerika Serikat.
Dalam tahun 1960 lahir sebuah Front Pembebasan Nasional Vietnam Selatan (FPNVS) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Viet Cong (Komunis Vietnam) dari nama sudah bisa ditebak bahwa front ini lebih cenderung ke Hanoi (Vietnam Utara) yang memang berpaham komunis. Viet Cong di bawah pimpinan komite pusat yang diketuai oleh Nguyen Huu Tho. Yang menarik adalah bahwa berdirinya Viet Cong dengan pengaruh komunisnya ini ternyata mendapat sambutan dan dukungan rakyat Vietnam Selatan penuh karena kepandaian para pemimpin Viet Cong dalam mengkolaborasikan nilai-nilai sosial budaya dan ajaran – ajaran seperti Konfusianisme, Budhisme, dan Taoisme yang ada di rakyat.
Tujuan Viet Cong jelas bahwa Front ini dimaksudkan untuk melawan rezim Saigon di bawah pengaruh dan campur tangan Amerika serikat yang mempunyai kepentingan membendung pengaruh komunisme di Indocina. Kekhawatiran Amerika Serikat sangat beralasan, sebab dalam relatif singkat Viet Cong telah berhasil menguasai 90 % wilayah di selatan.
Dalam perkembangan yang pesat, pertengahan tahun 1969 tepatnya 6 - 8 Juni para tokoh – tokoh gerakan Front mengadakan pertemuan bertempat di tengah hutan dan menghasilkan point penting yaitu pembentukan pemerintah sendiri yang diberi nama Pemerintahan Sementara Revolusioner Vietnam Selatan (PSRVS). Dan akhirnya pada tanggal 9 Juni melaui siaran radio dari Hanoi, resmi diumumkan berdirinya Pemerintahan Sementara Revolusioner Vietnam Sementara. (BERSAMBUNG......)